Selasa, 02 Februari 2016

Cara memahami makna-makna Al-Quran menurut ahlus sunah

oleh: misbakhul ilham


Al-Quran adalah sebuah kalam Allah yang diturunkan kepada seluruh umat manusia sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan. Sedangkan banyak di dalam Al-Quran yang mana masih banyak orang yang tidak mengetahui hakikat dari makna yang diinginkan oleh Allah. Oleh sebab itu hanya Allah yang bisa mengetahui kebenaran secara mutlak dari makna-makna yang hakiki dalam Al-Quran. Dalam penafsiran Al-Quran menurut pandangan orang Ahlu-Sunah yang bisa menafsiri Al-Quran pada tingkatan yang pertama adalah Al-Quran itu sendiri, jadi penafsiran bil Quran. Kenapa seperti ini? karena yang tau makna-makna yang diinginkan dalam Al-Quran adalah yang mengatakannya, dan yang mengatakannya adalah Allah sendiri. Jadi wajar kalau al-Quran menepati posisi pertama atau teratas dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran. Kemudian yang menepati posisi kedua dalam menafsirkan al-Quran adalah al-Hadis, kenapa al-Hadis ditempatkan di posisi kedua setelah al-Qur’an? Karena Nabi Muhammad adalah seorang utusan yang diutus oleh Allah dalam menyampaikan al-Quran, lantas orang yang menyampaikan al-Quran tentu banyak mengetahui tentang makna-makna yang hakiki dalam al-Quran, sehingga Nabi Muhammad diutus untuk menjelaskan al-Quran kepada manusia, agar manusia mendapatkan pemahaman yang hakiki terhadap makna-makna al-Quran. Kemudian setelah tidak adanya penjelasan dari AL-quran dan hadis yang menjelaskan makna-makna al-Quran, maka manusia bisa menggunakan akalnya, karena akal  mempunyai potensi yang tinggi dalam menggali sebuah kebenaran yang bisa dijadikan dasar dalam menjelaskan al-Quran ketika tidak ada lagi penjelasan dari al-Quran dan al-Hadis. Dalam hal ini akal tidak bisa memberikan suatu kebenaran mutlak dalam memahami ayat-ayat al-quran, tetapi akal bisa mendekatkan kepada kebenaran yang mutlak dan wajib dilakukan jika tidak ada penjelasan lain karena akal juga termasuk dari ruh Allah. Akal bisa diterima jika memiliki suatu keyakinan yang kuat dalam memahami al-Quran karena kebenaran harus membutuhkan suatu keyakinan, tetapi keyakinan tidak selalu benar. Ini adalah cara memahami al-quran dari paradigm theologis orang ahlu sunah. Sedangkan teknik dalam memahami al-quran banyak sekali paradigm, diantaranya paradigm theologis, psikologis, sosiologis, dan antropologis.